Wartaindustri.com – Dalam dunia yang sempurna, kita bisa mengambil salah satu indikator dan trading dengan menggunakan petunjuk yang diberikan oleh indikator tersebut.
Permasalahannya adalah kita tidak hidup di dunia yang sempurna, dan masing-masing indikator memiliki kelemahan.
Itulah sebabnya banyak trader mengkombinasikan bermacam-macam indikator sehingga bisa terlihat dalam satu monitor.
Baca Juga: Sebelum Mulai Investasi, Simak Tips Jual Beli Saham Biar Gak Boncos
Bisa saja mereka menggunakan 3 indikator berbeda dan mereka tidak akan masuk dalam trading kecuali ketiga indikator yang digunakan memberikan petunjuk yang sama/tidak bertentangan.
Seiring perjalanan Anda belajar trading, Anda akan menemukan indikator yang cocok untuk Anda. Mungkin bagi sebagian orang akan cocok dan menyukai menggunakan MACD, Stochastic, RSI namun mungkin saja tidak cocok bagi Anda.
Semua trader di luar sana sudah berusaha untuk menemukan “kombinasi magis” dari bermacam-macam indikator yang akan selalu memberikan sinyal yang benar, namun tidak ada hal yang seperti itu.
Lebih baik Anda mempelajari masing-masing indikator sampai Anda mengetahui dengan sebenar-benarnya bagaimana indikator tersebut bereaksi terhadap pergerakan harga, dan kemudian Anda gunakan kombinasi indikator sendiri yang sesuai dengan gaya trading Anda.
Berikutnya, kita akan mencoba untuk belajar sebuah sistem yang mengkombinasikan berbagai indikator untuk memberikan gambaran bagaimana masing-masingnya bisa saling mengisi.
Kita telah membahas banyak tool yang dapat membantu Anda menganalisis chart dan mengidentifikasi trend. Sekarang Anda sudah memiliki banyak informasi yang bisa digunakan untuk trading secara efektif.
Pada kesempatan ini, kita akan mencoba untuk menyamakan persepsi dalam penggunaan chart indikator. Kita coba untuk memahami kekuatan dan kelemahan dari masing-masing indikator, sehingga Anda bisa menentukan yang mana yang bekerja dengan baik untuk Anda dan trading plan Anda, dan yang mana tidak.
Leading versus Lagging Indikator
Ada dua tipe indikator: leading dan lagging.
Leading indicator memberikan sinyal sebelum trend baru atau reversal terjadi.
Lagging indicator memberikan sinyal setelah trend terbentuk dan pada dasarnya memberikan informasi kepada Anda untuk memusatkan perhatian karena trend sudah dimulai, Anda sudah ketinggalan.
Mungkin Anda berfikir bahwa Anda akan menjadi kaya dengan leading indicator, karena bisa mengambil profit sejak permulaan trend. Anda benar, Anda bisa menangkap keseluruhan trend setiap waktu, JIKA leading indicator selalu benar. Namun kenyataannya tidak.
Ketika Anda menggunakan leading indicator, Anda akan menemui banyak sinyal palsu. Leading indicator terkenal dengan sinyal palsunya yang akan menyesatkan Anda.
Baca Juga: Mengenal Cut Loss dan Pentingnya Manajemen Modal dalam Pasar Saham
Opsi lainnya adalah menggunakan lagging indicator, yang cenderung tidak memberikan sinyal palsu. Lagging indicator hanya akan memberikan sinyal setelah perubahan harga memang benar-benar membentuk suatu trend.
Kelemahannya adalah Anda akan sedikit terlambat untuk mengambil posisi trading. Biasanya profit yang besar didapatkan sejak bar-bar awal, jadi dengan menggunakan lagging indicator Anda sangat potensial untuk kehilangan banyak profit.
Oscillator dan Trend Following Indicator
- Oscillator
- Trend Following atau Momentum Indicator
Oscillator adalah leading indicator.
Momentum indicator adalah lagging indicator.
Masing-masingnya bisa saling mendukung, namun lebih sering bertentangan satu sama lain. Tidak ada yang lebih baik antara keduanya, Anda hanya mesti memahami bagaimana seharusnya menggunakan masing-masing indikator.